RAHASIA DI BALIK TSUNAMI ACEH
Foto
Satelit pada detik-detik terjadinya gelombang Tsunami di Aceh… Satelit
yang ada di atas Aceh pada saat itu adalah suatu kebetulan?
Gempa & Tsunami Aceh hasil Uji Coba HAARP???
Sebagian
besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian
kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil
rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari
mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa
tentang hal ini,
1. NOAA, National
Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data
magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya
peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana,
gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada
0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi
secara mendadak spt tsunami di Aceh.
2.
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna
hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit
sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga
nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3.
Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di
Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga
mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4.
Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang
kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Penjelasan
Jenis
senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir
W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan
dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya
digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya
dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut
dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat
dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas
pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi
perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan
saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di
berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla
melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan
gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik.
Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan
kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai
elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang
tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program
HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan
Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut Bertell, AS
sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam
menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon dengan
bantuan gelombang elektromagnetik ke langit negara-negara asia. Teori
Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis
persenjataan global. Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama membuat
senjata untuk memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan William
Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca dengan
senjata sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang
elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa
yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar
nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti
kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) adalah
senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti gempa,
badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan sebagai
kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project
teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk
menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng
artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di
Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.
Simbol triple-six 666, One-Eye & Laut Terbelah ada di Museum Tsunami Aceh.
*Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, …
*Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, …
silahkan cari sendiri!
Pernahkah
kita mempertanyakan hal ini? Kalau belum silahkan pertanyakan segera!
Atau pernahkah anda memperhatikan simbol-simbol bangunan, baju, topi,
tas, film-film yang beredar ataupun bentuk bangunan-bangunan di Aceh,
seperti hotel-hotel? Kalau belum, coba perhatikan. Dan… apa yang telah
anda dapatkan?
.
.
Ternyata begitu banyak
simbol-simbol ataupun gambar-gambar benda-benda diatas yang membentuk
simbol-simbol Yahudi. Sebut saja logo Bintang David dan Mata Horus atau
The All Seeing Eye. Sekurang-kurangnya ada dua gedung yang memakai
simbol ini, yakni, Hermes Palace’s Hotel dan Aceh Eye Center. Dan pada
produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop,
baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol
musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada
t-shirtnya maupun topinya. Gambar-gambar tengkorak organisasi ekslusif
Kabbalah di Universitas Yale, Skull n Bones dengan sangat mudah kita
dapatkan menempel di baju maupun tas kawula muda Aceh. Belum lagi
simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing yang pernah membantu proses
rehab-rekon pasca musibah internasional tsunami di Aceh tahun 2004 lalu.
Bahkan
ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di
depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa
tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan,
tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang
penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui,
simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di
depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah
kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat
(AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di
depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga “Oval
Office.” Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu
sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus atau
Obelisk, yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga
begitu diagungkan oleh ajaran ini.
Untuk
logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat
pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada organisasi
tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang
mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada prosesi
pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di
Aceh ini juga mengagungkan Saturnus. Lalu, logo UNDP. Perhatikan logo
PBB di atas tulisan UNDP. Jika kita perhatikan ada 33 seksi pada bagian
dalam logo PBB. 33 sendiri adalah angka yang paling disukai oleh
organisasi Kabbalah, semacam Freemasonry. Logo Aceh Peace Resource
Center (APRC) juga bersimbol cincin Saturnus.
Seorang
teman pernah mengatakan apalah arti sebuah simbol sehingga harus kita,
umat Islam, harus mempermasalahkannya. Menurutnya masih banyak hal lain
yang mesti dikaji. Dari buku “54 Cara Hancurkan Israel” dijelaskan kalau
ternyata peran simbol-simbol Zionis Israel ini juga penting bagi
kelangsungan hidup negeri penjajah itu. Karena ini adalah salah satu
bagian dari alat propaganda mereka. Singkatnya, dengan memakai
simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan
lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung
eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak
langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai
simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut.
Apalagi selanjutnya?
Organisasi
charitas Zionis Yahudi seperti Lion Club dan Rotary Club juga pernah
“bergentayangan” di bumi Aceh. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa
kedua organisasi ini adalah milik Freemasonry
.
Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif. “Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan profesi yang ada pada masyarakat setempat. Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar
Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif. “Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan profesi yang ada pada masyarakat setempat. Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar
.
Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian, film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.
Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian, film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.
Film-film
produksi Disney’s juga memakai simbol-simbol ajaran penyembah Lucifer
ini pada setiap filmnya. Seperti diketahui, Disney’s sendiri adalah
milik Zionis-Yahudi, yakni gembong para pengusung ideologi
Pagan-Kabbalah. Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company
adalah seorang Freemason derajat 33. Film-film produksi Disney’s ini
sangat berbahaya di tonton oleh anak-anak karena mengajak mereka
menyelesaikan setiap persoalan dengan sihir.
Salah
satu majalah yang dikeluarkan oleh Disney’s adalah Witch Magazine.
Majalah remaja yang mempunyai oplah yang cukup besar ini
sekurang-kurangnya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Untuk
mengelabui pembacanya, Disney’s memberikan titik pada setiap hurufnya
menjadi W.i.t.c.h. dan di setiap titiknya dimasukkan lima simbol
Zionis-Yahudi, yakni Mata Horus, Segitiga Illuminati, Circle with a Dot
(Lingkaran dengan titik ditengahnya, yakni melambangkan wanita), lalu
simbol zodiak Pisces dan satunya lagi masih membingungkan penulis. Dan
salah satu karakternya diceritakan berumur 13 tahun (sebuah angka yang
menunjukkan ketigabelas suku bangsa Yahudi).
Simbol-simbol
seperti ini juga muncul di drama anak—kalau tak salah penulis—di
produksi oleh BBC, berjudul Teletubbies, yang juga sempat beredar di
Aceh dalam bentuk VCD. Pada awal filmnya, coba perhatikan, pasti selalu
diawali oleh terbitnya matahari berwajah bayi manusia. Matahari berwajah
manusia ini adalah simbol Dewa Matahari bernama Ra, yang perayaan
penyembahannya diadakan setiap tanggal 25 Januari. Setiap tokohnya
sendiri juga memakai simbol-simbol ajaran pagan Yahudi ini diatas setiap
kepala mereka. Sebut saja Tinki Winki yang memakai simbol piramida
Illuminati yang terbalik, Dipsi memakai simbol kejantanan, yakni Phalus,
Lala memakai simbol ikan Pisces dan Po memakai simbol kewanitaan, yakni
Circle with a Dot. Logo Teletubbies adalah Mata Horus, yakni mata satu,
matanya Lucifer (Dajjal) dan tulisan T-E-L-E-T-U-B-B-I-E-S sendiri
berjumlah sebelas, salah satu angka favorit Kabbalah. Jika 11 dikali 2
maka akan diperoleh angka 22 dan jika dikali 3 akan diperoleh angka 33.
Lagi-lagi angka favorit mereka! Jika kita jeli, maka simbol-simbol dan
angka ajaran pagan Yahudi ini begitu banyak bertebaran di Bumi Seramoe
Mekkah ini.
Meskipun di Aceh Majalah
W.i.t.c.h. ini belum terbit, tapi ada satu produk majalah Disney’s yang
terbit di Aceh yakni Album Donal Bebek yang diterbitkan oleh
Kompas-Gramedia. Di album ini, ada satu kisah tentang seorang penyihir
tua bernama Madam Mikmak yang selalu dapat menyelesaikan setiap
persoalan lingkungannya dengan sihir. Selain itu ada lagi satu karakter
lainnya yang selalu disandingkan dengan Paman Gober. Yaitu Mimi Hitam.
Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah
batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan
tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki
koin keberuntungan milik Paman Gober.
Perilaku
ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya
mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini
sungguh merusak aqidah!
Semoga saja masyarakat Aceh
menyadari bahaya perusakan aqidah oleh Yahudi tersebut. Bagi yang ingin
tahu lebih jelas lagi silahkan baca tulisan berjudul “Mickey Mouse
Leading Kids to Hell” di situs Illuminati-news.com atau baca artikel
berjudul “The Skill of Lying, the Art of Deceid: the Disney Bloodline”
di situs Theforbiddenknowledge.com.
Kehadiran
Yahudi di Aceh di mulai ketika kapal Vereenigde Oostindsche Company
(VOC) merapat di dermaga Aceh. Setidaknya inilah sedikit keterangan yang
bisa dijadikan patokan terhadap kehadiran mereka di Aceh. (Sebagai
catatan, Indonesia memiliki untaian pulau kurang lebih dari 13000 pulau
dan Indonesia memiliki 33 propinsi. Di dalam ajaran Pagan Yahudi,
Kabbalah sendiri, angka 13 dan 33 memiliki arti yang sangat spesial).
Setelah
menjejaki kakinya di Aceh, orang-orang Yahudi ini pun mulai mendirikan
sebuah Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick yang kini
menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh. Menurut Dr Th
Steven (1994), gedung loji Vritmeselarij itu telah digunakan sejak tahun
1878. Selain bukti kedatangan VOC di atas, bukti lain yang juga dapat
menguatkan penelusuran ini adalah perkataan orangtua Aceh dulu, “Otakmu
seperti Yahudi.” Bukti lainnya adalah adanya batu nisan yang ditulis
dengan bahasa Ibrani dan gambar Bintang David, seperti simbol bendera
Israel di batu nisan tersebut. Tabloid Kontras pernah dalam sebuah
kesempatan menelusuri isu ini. Menurut informasi dari tabloid tersebut,
lokasi batu nisan di atas dapat dilihat di dalam komplek pemakaman
Belanda, Kerkouf.
Lantas adakah kota di
Kutaraja ini yang dijadikan basis mereka? Untuk saat ini penulis masih
belum banyak menemukan bukti mengenai hal itu. Tapi, ada satu daerah
yang sempat dijadikan oleh orang Belanda sebagai perkebunannya. Daerah
itu adalah Blower. Dahulu, masyarakat Aceh mengenalnya dengan nama
Bulchover, yaitu nama pemilik perkebunan ini yang tak lain tak bukan
adalah seorang berkebangsaan Belanda. Dan tak tertutup kemungkinan kalau
Bulchover ini adalah beragama Yahudi. Lambat laun nama ini berubah
menjadi Blower. Pemaparan lengkap tentang asal mula kota Blower ini
silahkan baca di Tabloid Kontras bertema “Jejak Yahudi di Aceh.” Selain
bukti-bukti di atas, adakah bukti-bukti lain?.
Kantor
Berita Antara pada tanggal 12 September 2007 lalu sempat menurunkan
laporan tentang niat seorang pengusaha Yahudi bernama George Soros yang
ingin berinvestasi di Aceh dengan menggarap 20000 hektar perkebunan
kelapa sawit. Informasi ini sendiri berasal dari Gubernur Irwandi Yusuf
yang saat itu berada di New York, Amerika Serikat (AS). Berita ini
langsung ditanggapi oleh media massa di Aceh maupun Nasional. Namun,
entah karena banyaknya penolakan dari masyarakat Indonesia, pialang
Yahudi yang sempat membuat perekonomian negara-negara Asia Tenggara
(termasuk Indonesia) ini menjadi morat-marit tertimpa krisis finansial
pada 1997 inipun akhirnya membatalkan niatnya tersebut.
Di
dalam pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf sendiri hadir orang Asing
yang menjadi penasehatnya. Sebut saja LeRoy Hollenbeck. Pria asal
Amerika Serikat (AS) ini telah lama hadir di dalam Pemerintahan Aceh,
semenjak Pj Gubernur Azwar Abu Bakar. LeRoy awalnya bekerja di BRR
NAD-Nias kemudian diperbantukan di Pemda Aceh (Modus Aceh, Februari
2008). Masih menurut sumber yang sama, LeRoy juga diduga agen intelijen
AS, CIA (Central Intelijen Agency) untuk Aceh. Selain LeRoy, tercatat
ada tiga lainnya yang bersama Gubernur Irwandi. Seperti Reenata Korber
(warga Austria), William Ozkaptan yang bertindak sebagai Koordinator
Badan Narasumber Damai Aceh atau Aceh Peace Resource Center (APRC). Ia
juga warga AS. Yang membuat aneh adalah hadirnya seorang pria asal
Australia bernama Dr Damien Kingsbury. Track record-nya jelas, dosen
senior pada Deakin University ini juga ikut terlibat dalam memerdekakan
Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, silam. Ia pun
sempat dideportasi oleh pihak imigrasi lantaran masuk ke Aceh lewat
jalur ilegal pada November 2007 lalu. Melihat track record-nya dalam
memerdekakan Timor Timur, bisa jadi ia punya misi pertolongan yang sama
terhadap Aceh.
Tanggal 27 Maret 2008,
Tabloid Intelijen menurunkan sebuah laporannya tentang sebuah operasi
intelijen internasional bernama Hawk Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah
operasi ini bakal digelar disini yang berbasis di Pulau Weh, Sabang.
Digunakannya Sabang sebagai basis mereka antara lain, karena Sabang
memiliki pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi
ini sendiri dikabarkan bakal melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad,
CIA, M11, dan Scotland Yard. Salinan agak lengkap tentang mengapa
operasi ini harus dilakukan di Sabang adalah sebagai berikut:
“…Mereka
mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina menutup pangkalan
militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin meningkatnya
perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia, pelabuhan
ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa negara di
Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di Bhosporus, Turki.
Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang sangat panjang
antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego Garcia-Leghorn, Irlandia.
Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, karena membutuhkan
teknologi satelit dengan menggunakan metode digital pada jaringan yang
sangat panjang dan lebar.”.
Terlebih
lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa pangkalan yang
permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh resiko. “CIA,
Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang titik-titik Hawk Eye
pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan kawan-kawan menaruh
harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi alternatif ini membutuhkan
biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya membuka titik pos di
Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin milik Rusia. Di Pos
Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk Andaman dan Nikobar. Maka
harus ada titik lain pada gerbang Samudera Hindia dan Selat Malaka
sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa. Tidak ada alternatif
lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai jaringan Hawk Eye,”
tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini menyudahi
penelusurannya
Hermes Palaces Hotel Aceh
Peringatan Tragedi 911 – Membentuk Format All Seeing Eye
NWO Illuminated symbolism
Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat (AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga �Oval Office �
Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus ; link atau Obelisk , yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga begitu diagungkan oleh ajaran ini.
Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat pertamakali pada logo Uni Eropa,
yakni lingkaran bintang pada organisasi tersebut yang sebenarnya adalah
simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang mereka agungkan. Pemasangan
cincin ataupun tukar cincin pada prosesi pernikahan maupun pertunangan
yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan
Saturnus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar